Candu Media Sosial: Menimbang Manfaat dan Ancaman di Era Digital

Syarwan
Rabu, 28 Mei 2025 20:51 - 314 View

Caber.id – Media sosial kini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang menggunakan platform ini untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan mencari hiburan. Namun, di balik manfaatnya yang praktis, media sosial juga menyimpan banyak dampak negatif.

Dampak Negatif: Hoaks dan Manipulasi Media Sosial

Salah satu dampak negatif yang paling umum adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sepanjang tahun 2023 ditemukan lebih dari 11.000 konten hoaks yang tersebar di berbagai platform digital. Ancaman informasi hoaks tersebut dapat menimbulkan kepanikan dan kesalahpahaman di masyarakat. Pengguna harus memastikan sumber informasi sebelum membagikannya.

Selain itu, media sosial juga dapat memicu perasaan cemas dan depresi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh UNICEF pada 2022, sekitar 45% pemuda Indonesia merasa cemas dan tidak bahagia akibat tekanan dari media sosial. Gaya hidup yang ditampilkan sering kali tidak sesuai dengan kenyataan, dan hal ini bisa menurunkan rasa percaya diri seseorang.

Cyberbullying atau perundungan daring juga menjadi masalah serius. Data dari Komnas Perlindungan Anak menunjukkan bahwa 42% anak-anak dan pemuda di Indonesia pernah mengalami perundungan di dunia maya. Komentar negatif dan penghinaan sering kali muncul tanpa kontrol, yang bisa menyebabkan trauma psikologis yang mendalam.

Media sosial juga sering membuat penggunanya kecanduan. Laporan We Are Social tahun 2024 menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan sekitar 3 jam 18 menit per hari di media sosial. Waktu yang berlebihan ini dapat mengganggu produktivitas dan kualitas tidur. Oleh karena itu, mengatur waktu penggunaan sangat diperlukan.

Privasi pengguna juga sangat rentan di media sosial. Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada tahun 2023 terjadi lebih dari 700 juta upaya serangan siber di Indonesia, termasuk pencurian data pribadi. Maka dari itu, pengguna harus bijak dalam membagikan informasi pribadi di media sosial.

Banyak anak dan pemuda yang menggunakan media sosial tanpa pengawasan orang tua. Survei Katadata Insight Center (KIC) tahun 2023 menyatakan bahwa 60% anak-anak usia 10–17 tahun menggunakan media sosial tanpa pendampingan orang dewasa. Mereka rentan terpapar konten negatif dan tidak sesuai usia. Peran keluarga sangat penting dalam memberikan edukasi digital.

Sebagai mahasiswa, media sosial menjadi sarana yang tak terpisahkan dari kehidupan akademik maupun sosial. Namun, penggunaan yang tidak bijak dapat mengganggu konsentrasi belajar dan menurunkan produktivitas. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi contoh dalam menggunakan media sosial secara cerdas, kritis, dan bertanggung jawab, baik dalam menyaring informasi maupun dalam berinteraksi secara etis di ruang digital.

Untuk mengurangi dampak negatif, pengguna disarankan lebih selektif dan kritis. Gunakan media sosial sebagai sarana positif, bukan untuk menyebar kebencian atau informasi palsu. Dengan sikap bijak dan hati-hati, media sosial bisa menjadi alat yang bermanfaat. Mari bersama menciptakan lingkungan digital yang sehat dan aman.

 

Oleh: Affan Afdholi (Ketua Umum HMPS PAI UIN Palopo)