Masuk 3 Besar Daerah Miskin di Sulsel, Pemkab Luwu Serius Berbenah
LUWU, Caber.id – Pemerintah Kabupaten Luwu melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) Tahun 2025–2029 di Ruang Lounge Kantor Bupati Luwu, Selasa (18/11/2025).
FGD ini dihadiri Wakil Bupati Luwu Muh. Dhevy Bijak Pawindu, Kepala Bappelitbangda Moh. Arsal Arsyad, jajaran kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), BPS, TP-PKK, dan sejumlah pemangku kepentingan terkait.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan merupakan agenda prioritas pemerintah daerah. Ia meminta seluruh OPD terlibat aktif dan serius dalam memastikan target penurunan kemiskinan dapat tercapai.
“FGD ini bukan seremoni. Ini menyangkut kemaslahatan masyarakat Kabupaten Luwu. Semua OPD wajib berperan aktif karena penanganan kemiskinan adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Meskipun angka kemiskinan Luwu menurun sekitar 0,8%, daerah ini masih berada pada posisi ketiga tertinggi kemiskinan di Sulawesi Selatan.
Wakil Bupati menilai kondisi tersebut ironis mengingat besarnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Luwu, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan hingga wilayah daratan dan pegunungan.
“Dengan potensi sebesar ini, seharusnya kita masuk tiga besar paling sejahtera, bukan tiga besar termiskin. Ini berarti yang kurang adalah keseriusan kita dalam penanganan kemiskinan,” ujarnya.
Ia meminta seluruh OPD fokus pada program-program yang berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Luwu, Moh. Arsal Arsyad menjelaskan bahwa penyusunan RPKD merupakan bagian strategis dalam pelaksanaan RPJMD Kabupaten Luwu 2025–2029.
Saat ini angka kemiskinan tercatat 10,58% atau sekitar 41 ribu jiwa. Pemerintah menargetkan penurunan hingga berada pada level satu digit pada 2029.
Arsal memaparkan beberapa strategi utama penanggulangan kemiskinan, meliputi:
- Mengurangi Beban Pengeluaran Masyarakat.
- Layanan kesehatan gratis UHC.
- Program rumah layak huni bekerja sama dengan Kementerian PUPR.
- Peningkatan sanitasi dan mutu pendidikan, termasuk penyediaan seragam gratis siswa SD–SMP.
- Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
- Penguatan komoditas unggulan seperti kakao, kopi, hortikultura, serta UMKM.
- Penciptaan lapangan kerja melalui peningkatan investasi dan pelatihan tenaga kerja.
- Penyusunan basis data tenaga kerja per desa dan rencana kerja sama penempatan tenaga kerja ke luar negeri.
- Intervensi Multisektoral
- Subsidi pupuk pertanian serta perluasan subsidi untuk sektor perikanan dan tambak.
- Program penanaman sayur di halaman rumah bekerja sama dengan TP-PKK untuk mendukung dapur gizi MBG.
- Percepatan mekanisasi pertanian guna meningkatkan indeks pertanaman.
- Penguatan Basis Data Kemiskinan
Bappelitbangda menekankan pentingnya sinkronisasi data melalui DTSEN (Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional) yang merupakan integrasi dari Regsosek, DTKS, dan P3KE sebagai dasar penyaluran berbagai program perlindungan sosial.
Melalui FGD ini, Pemerintah Kabupaten Luwu berharap kolaborasi antar-OPD dan seluruh pemangku kepentingan semakin kuat, sehingga program penanggulangan kemiskinan dapat berjalan efektif, terukur, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.