Warga Luwu Geram, Rekrutmen PT BMS Dinilai Tak Adil dan Sarat Praktik Calo’

Syarwan
Kamis, 23 Oktober 2025 20:26 - 47 View

LUWU, Caber.id – Proses rekrutmen tenaga kerja yang dilakukan PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, kembali menuai sorotan.

Warga menilai pengumuman hasil seleksi administrasi yang dirilis melalui situs resmi perusahaan pada Rabu malam (22/10/2025), tidak transparan dan sarat kejanggalan.

Dalam pengumuman tersebut, PT BMS menyatakan sebanyak 487 pelamar lolos seleksi administrasi dan akan disaring kembali menjadi 293 orang untuk mendukung operasional Pabrik II Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang tengah dikembangkan perusahaan pengolah nikel tersebut.

Perusahaan menggandeng PT Bangun Talenta Unggul (Learning Development) sebagai lembaga psikologi profesional yang menangani seluruh tahapan rekrutmen. Namun, alih-alih mendapat apresiasi, hasil seleksi justru memunculkan gelombang kekecewaan masyarakat lokal.

Kepala Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Umi, mengungkapkan rasa kecewanya. Dari 31 warganya yang mendaftar, hanya satu orang yang dinyatakan lolos seleksi berkas.

“Itu pun baru lolos berkas, belum tentu diterima kerja. Kami menilai PT BMS tidak konsisten dengan janji yang pernah disampaikan kepada para kepala desa bahwa warga lokal akan diprioritaskan,” ujar Umi, Kamis (23/10/2025).

Menurutnya, perusahaan sebelumnya menjanjikan prioritas rekrutmen bagi warga di lingkar perusahaan (ring 1) setelah proses internal selesai. Namun, hasil seleksi menunjukkan banyak nama dari luar daerah Bua yang justru lolos.

“Ternyata realisasinya berbeda. Saya curiga justru banyak orang luar daerah yang diterima,” keluhnya.

Kekecewaan warga kian memuncak setelah muncul dugaan praktik percaloan tenaga kerja dalam proses rekrutmen. Umi menyebut, salah satu warganya yang merupakan anak yatim menjadi korban janji palsu calo.

“Dia dijanjikan bisa masuk kerja di BMS setelah membayar Rp15 juta. Tapi sudah empat bulan, tak ada kabar dan uangnya pun belum dikembalikan,” ungkapnya.

Ia menegaskan akan menggelar pertemuan bersama tokoh masyarakat dan para kepala desa untuk membahas langkah bersama terkait dugaan kecurangan ini.

“Kami akan adakan pertemuan, dan kemungkinan besar akan ada gerakan warga. Saya siap berada di depan,” tegasnya.

Menanggapi polemik ini, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Luwu, Hasbullah, menegaskan pihaknya telah mengingatkan manajemen PT BMS agar memprioritaskan tenaga kerja lokal.

“Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Luwu dan pihak perusahaan awal Oktober lalu, kami sudah tekankan agar masyarakat lokal diutamakan, baik yang memiliki keahlian maupun belum,” jelas Hasbullah.

Ia menambahkan, Disnakertrans juga telah meminta agar perusahaan memberi peluang bagi lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) Luwu, yang selama ini disiapkan untuk mendukung kebutuhan industri daerah.

“Kalau memang ada indikasi kecurangan dalam proses rekrutmen, kami siap menelusurinya asalkan ada laporan resmi yang masuk,” tutupnya.

PT Bumi Mineral Sulawesi merupakan salah satu perusahaan pengolahan nikel di Kecamatan Bua yang sedang mengembangkan Pabrik II RKEF. Kehadiran perusahaan ini diharapkan mampu membuka lapangan kerja luas bagi masyarakat lokal.

Namun, proses rekrutmen yang dinilai tidak transparan kini berpotensi menimbulkan gejolak sosial di lingkar industri Bua.